Minggu, 30 Desember 2012

punya tuhan gak loe????




subhanallah.... allah lah yang menyusun suatu kejadian-kejadian di bumi dan di langit..., dengan sangat teliti allah memilih-milih kejadian yang kira kira cocok buat saya...., dan dari masing-masing kejadian allah menyisipkan berbagai macam hikmah agar dapat dijadikan pelajaran buat saya dan orang orang disekitar saya (karena allah sayang dan begitulah salah satu cara allah mengurus setiap makhluk makhluk-Nya (dengan suatu kejadian), sekali kali allah tidak akan mengabaikan makhluk-makhluk-Nya barang sedetik pun.....).

allah begitu telaten mengurusi saya, kok kenapa yah...., saya merasa jauh dari allah padahal allah mengatakan allah sangat dekat dengan saya, bahkan lebih dekat dari urat leher saya sendiri.... kenapa ya?? saya tidak menemukan allah disini?? disitu?? dan disana??

setelah saya berfikir..... ternyata eh... ternyata.....(simak aja sendiri yah....!! SELAMAT MENIKMATI !!)

BERMACAM-MACAM KEJADIAN SETIAP HARI
1. ketika saya mengendarai motor.... ban saya bocor terkena paku..... (apa yah kira-kira yang terbesit di otak saya pertama kali.....??? pasti temen-temen sudah menebak ya!!! "oh.... tukang tambal ban" yang pertama kali terbesit di otak saya....
2. ketika saya sakit..... (panas dingin, meriang, sakit gigi, mules, pusing, dll) yang pertama kali terbesit di otak saya ialah 'dokter' atau 'obat di warung' atau 'beli obat'
3. ketika saya ditempat kerjaan.... yang pertama kali di otak saya ialah "kerjaan-kerjaan yang menumpuk" dan "muka boss saya" terekam di otak saya....
4. ketika saya ingin menikah..... yang pertama kali terbesit di otak saya ialah "uang untuk biaya nikah"
5. ketika saya lulus kuliah..... yang pertama kali terbesit di otak saya ialah "kerjaan"
6. ketika saya sudah menikah.... yang pertama kali terbesit di otak saya ialah "mencari uang" tau "pengen punya rumah" untuk membina keluarga
7. ketika saya menginginkan sebuah rumah.... yang pertama kali terbesit di otak saya "lagi-lagi uang" atau KPR (Kredit Pemilikan Rumah)
8. ketika saya ingin pergi berangkat haji..... lagi-lagi 'uang' atau ONH PLUS kali yah?? (Ongkos naik haji plus oleh-oleh) atau nabung untuk pergi haji.
9. dan lain-lain...., dan lain.... lain

saya tidak melihat allah sedikit pun disana???, saya tidak melihat allah didalam kehidupan saya....!!! saya tidak melihat allah disini, disitu dan disana...

saya berfikir... inilah kesalahan saya yang paling fatal...., saya tidak melihat allah padahal allah begitu dekat dengan saya.....!!, ternyata saya sendiri yang salah... saya yang tidak mau melihat allah..., saya yang pura-pura tidak melihat allah, saya yang ogah melihat allah..., karena pemikiran saya yang begitu konyol menganggap allah tidak bisa menyelesaikan masalah-masalah dalam hidup saya..... (allah saya mohon ampun ya allah......!!)

1. saya begitu mengenal dengan persis tukang tambal ban ketimbang mengenal allah.... (allah karim.... dinama otak saya....??, sepertinya otak saya sudah karatan....)
2. saya begitu mengenal dengan baik apa itu yang namanya dokter jikalau saya sakit, dan saya tidak mengenal allah yang dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit tanpa perantaraan obat.....
3. ditempat kerja saya begitu mengenal pekerjaan-pekerjaan saya yang membuat saya pusing tujuh keliling dan begitu mengenal boss saya yang memberikan saya uang untuk makan, tetapi saya tidak mengenal allah sedikitpun yang memberi rizki kepada tiap-tiap makhluk yang bernyawa..... (subhanallah..... tobaattt.... tobattt,,,,,,)
4. dan lain-lain...., dan lain.... lain

ternyata.... bukannya allah tidak berada disisi saya.... tetapi saya yang tidak mau menghadirkan allah didalam kehidupan saya.... saya tidak mau allah ikut campur didalam kehidupan saya...... dan saya berkata "PUNYA ALLAH KAYA GAK PUNYA ALLAH....!!!, ALLAH NYA GAK DI PAKE.....!!!"

saya ada cerita sedikit, dan ini sebagai contoh pribadi saya yang berhasil menghadirkan allah di kehidupan saya.... semoga menjadi hikmah:

CERITA :
suatu saat saya dipanggil untuk interview kerja di suatu perusahaan yang lumayan besar didaerah jakarta pusat......

waktu itu saya dipanggil untuk interview pukul 10.30 (saya berfikir.... wah mudah-mudahan lancar nih interview... karena jam-jam segini jam rawan nih....., maksud saya rawan karena jam mendekati jadwal sholat dzuhur jam 12.00..., waktu yang ada cuma 1.5 jam.... iya klo lancar.., kalo ngantri kan bisa berabe.... molornya jauh....)

saya sengaja datang lebih awal jam 10.00 agar tidak terlalu mepet waktunya...(dan ternyata benar dugaan saya.... yang interview ternyata ada 6 orang.... sayalah orang yang ke-6)

saya perkirakan 1 orang di interview sekitar 20 menit berarti sama dengan 2 jam dong.....!!, sekarang jam 10.00 dan berarti saya jam 12.00 baru di panggil dong....!! (waduh pusing nih....., pikir saya dalam hati....)

dan ternyata benar dugaan saya...., pelamar tinggal 2 orang..., saya dan temen pelamar satunya...... sekarang jam sudah mendekati jadwal sholat dzuhur yaitu jam 11.30.... dan pelamar yang satunya sudah masuk pukul 11.30.... (waduh saya semakin pusing tujuh keliling.....).

sampai akhirnya jam 11.45 (15 menit sebelum waktu dzuhur) teman pelamar belum juga keluar dari interviewnya... dan saya memutuskan untuk menggagalkan interview karena bentrok dengan sholat dzuhur..... (dalam hati....ya udah lah gpp mungkin belum rezeki saya....).

saya bertanya kepada resepsionis....

saya : "mbak disini ada musholanya nggak mbak...??",
resepsionis "ada mas...., di bawah deket besment"
saya : "ya udah mbak.... saya nitip tas ya mbak.... saya mau sholat dzuhur dulu, nanti saya balik lagi sehabis sholat....!!"
resepsionis : "loh... ini sebentar lagi loh.... mas di panggil untuk interview....., tinggal mas yang terakhir....."
saya : "iya saya tahu mbak....., tapi saya sholat dulu yah mbak.... cepet kok....!!, nanti tolong bilangin aja sama boss nya saya ntar balik lagi...."

saya pun bergegas ke mushola..., yang memang menurut saya aneh.... rata-rata kalau di perusahaan rumah allah itu adanya di basment yang nyempil dan mungil (mudah-mudahan gak bau fikir saya dalam hati..., sebab saya males sholat di mushola yang nyempil, mungil, plus bau..., bisa-bisa saya pulang kerumah sholatnya.... he2)......

sesampai di mushola... ternyata saya sendirian....., saya mengambil wudhu, sholat 2 rakaat dan saya menunggu adzan yang 10 menit lg dimulai....

setelah saya selesai sholat tahiyatul masjid.... tiba-tiba ada 2 orang orang lainnya yang duduk disebelah saya berpakaian rapih memakai jas rapi.... (wah alhamdulillah ada temen untuk sholat jama'ah nih fikir saya....).

pukul 12.00 tiba dan waktunya sholat dzuhur..... 2 orang laki-laki disamping saya melemparkan perkataan untuk saling memberi adzan... dan terakhir saya ketahui diantara 2 orang tersebut tidak bisa azan.... dan saya pun mengajukan adzan kepada beliau-beliau dan berkata.... "saya aja pak yang adzan saya bisa....."

setelah saya adzan dan sholat sunnah.... maka saya juga qomat..... dan diantara 2 laki-laki disamping saya salah satunya mengajukan untuk menjadi imam sholat.... dan sholat diimami oleh beliau (yang tampak dengan style rapih dan berwibawa....)

setelah sholat selesai.... ketika saya memakai sepatu didepan mushola..., punggung saya ditepuk oleh yang tadi mengimami saya dan berkata :

imam : "mas... bukan orang sini yah.....??"
saya : "iya pak....."
imam : "pasti mas yang ingin di interview sama perusahaan yah....??"
saya : "iya pak.... kok bapak tahu??
imam : "perkenalkan ...., nama saya richard..., saya manager di perusahaan ini..., dan ini pak budi..., supervisor yang akan menginterview mas....." (sambil memengang pundak temannya....)

(subhanallah.... ini lah bukti allah..., jika kita mendahulukan allah.... maka allah pun akan mendahulukan kita...... wal hasil saya gak jadi di interview... saya diajak ke ruangan pak richard untuk langsung tanda tangan kontrak kerja dan langsung bekerja saat itu juga... dan saya disediakan ruangan yang lumayan bagus...... subhanallah......subhanall

ah......subhanallah......subhanallah......)

mulai saat ini saya selalu menghadirkan allah kedalam hidup saya...., menghadirkan allah ke setiap langkah saya.... menghadirkan allah agar allah ikut campur disetiap langkah dan kehidupan saya,,,,,, subhanallah......

masih banyak kisah-kisah saya yang luar biasa setelah saya menghadirkan allah disetiap kehidupan saya..... saya tulis kisah-kisah saya kedalam catatan-catatan saya di facebook karena saya ingin menunjukan kepada para pembaca semua, tentang kekuasaan allah yang tiada terbatas yang memang telah terjadi dan telah ditunjukan kepada saya.......

--------------------------------
oke seperti biasa... untuk temen2 semua jika tulisan ini bermanfaat, yang mau share saya persilahkahkan share....!! asal dengan satu syarat yah.... saya minta do'anya dari temen2....... saya tunggu doanya dari temen2 semua yah.... terima kasih. assalamu'alaikum wrwb.....

http://club-pecinta-alquran.com/

Sabtu, 29 Desember 2012

semangat..terus lah mengajar

Filosofi Pohon Kelapa
(Kisah ketawadlu’an Kyai Hamid Pasuruan)
Dewasa ini. Kita pasti mengetahui, bahwasanya guru mana yang tidak mau semua muridnya berhasil dan sukses dalam mata pelajarannya. Tak ayal jika guru ketika berada di rumah sang guru mondar-mandir, ke sana ke mari, hanya perlu memikirkan metode pengajaran yang mudah dipaham oleh para muridnya.

Hal inilah yang pernah dialami oleh Ust. H. Syamsul huda, seniman kaligrafi berkaliber nasional jebolan Pondok Pesantren Salafiyah. Selain sangat ahli dalam masalah seni tulis dan lukis kaligrafi, beliau juga sangat ahli dalam masalah ilmu Nahwu.

Al-Kisah dahulu, ketika Ust. Syamsul masih mengajar ilmu nahwu di Pon-Pes Salafiyah, Mulai ba’da shalat shubuh Ust. Syamsul mulai mondar mandir di depan kantor madrasah salafiyah. Yang diberpikir tiada lain adalah menggunakan metode apakah yang paling tepat agar semua anak didiknya mendapat nilai bagus semua. Padahal jika dilihat, nilai siswa pada pelajaran nahwu yang diajarkan oleh Ust. Syamsul terbilang lumayan relatif, seperti l`yaknya sekolah-sekolah formal yang lain pastilah ada satu dua anak yang dapat niali merah.
Sudah hampir jam masuk sekolah Ust. Syamsul masih saja mondar-mandir di depan kantor madrasah. Ketika itu Kiai Hamid yang berada di teras ndalem melihat Ust. Syamsul yang terlihat seperti orang linglung. Kiai Hamid pun datang menghampiri Ust. Syamsul.

“Sul… ayo melok aku.” (Sul… Ayo ikut Saya). Ajak Kiai Hamid. Lalu, Ustad yang kini mengisi jajaran staf pengajar di madrasah tsanawiyah dan aliyah tersebut digandeng tangannya sampai di samping ndalem (kediaman) Kiai Hamid. Di shtu Ust. Syamsul ditunjukkan sebuah pohon kelapa yang masih sedikit buahnya.

“Sul…awakmu weroh ta lek krambil iku gak kiro dadi kelopo kabeh. Yo onok singlugur, onok sing dadi degan langsung di ondoh, onok seng dadi kelopo iku mek titik, loh ngono iku mau masio wes dadi kelopo kadang sekdipangan bajing. Cobak pikiren mane, seumpamane lek kembang iku dadi kabeh, singsakaken iku uwite nggak kuat engkok”.

(Sul… apakah kamu tahu, kalau “krambil” (bunga kelapa) itu tidak akan jadi kelapa semuanya. Ya ada yang terjatuh, ada yang masih jadi degan akan tetapi sudah diambil, ada juga yang sudah jadi kelapa, itu pun sedikit. Walau pun sudah jadi kelapa, terkadang belum dipanen sudah dimakan sama tupai dulu. Coba kamu pikir, kalau bunga itu jadi kelapa semua, yang kasihan itu pohonnya, pasti tidak akan kuat.) ujar Kiai Hamid. Belum Ust. Syamsul menjawab Kiai Hamid melanjutkan lagi. “anggepen ae wet kelopo iku mau guru, lek onok guru muride dadi kabeh yo angel, yo onok sing bijine elek, yo onok sing pas-pasan. Yo onok mane sing apik. Engko lek muride oleh nilai apik kabeh sak’aken gurune, biso-biso lek nggak kuat guru iku mau biso ngomong “ikiloh didikanku, dadi kabeh sopo disek gurune” lah akhire isok nimbulno sifat sombong.

Paham awakmu Sul? Lek paham wes ndang ngajaro, sekolahe wes wayahe melebu.” (anggap saja pohon kelapa itu tadi adalah guru. Kalau ada seorang guru yang muridnya sukses semua itu sangat sulit. Ya pastinya ada yang nilainya jelek, ada yang nilainya biasa-biasa, dan ada juga yang nilainya bagus. Nanti kalau nilai muridnya bagus semua yang kasihan adalah gurunya. Bisa-bisa guru tersebut berbicara “ini loh, anak didikku, semuanya sukses, siapa dulu gurunya” lah, akhirnya bisa menimbulkan sifat sombong.

Kamu paham Sul? Kalau paham cepat mengajar, sudah waktunya jam masuk sekolah.) tambah Kiai Hamid. Tanpa menjawab Ust. Syamsul pun langsung undur diri dari Kiai Hamid. Subhanalloh … padahal, Ust Syamsul masih bercerita sedikit pun, akan tetapi sudah menjawab semua yang dikeluhkan oleh Ust. Syamsul, dengan menggunakan sebuah filosofi pohon kelapa.

Setiba dikelas Ust. Syamsul masih terpikir oleh ucapan Kiai Hamid tadi. “benar juga apa yang dikatakan oleh beliau (Kiai Hamid”. Ujar Ust. Syamsul dalam hati. Sebaiknya cerita ini bisa menjadi ibrah bagi para guru, agar tidak terlalu berkecil hati ketika ada satu-dua anak didiknya yang didak mampu pada pelajaran yang guru ajarkan. Dibalik itu semua pasti aka nada hikmahnya…

disadur dari blog pecinta rasulullah

Senin, 24 Desember 2012

dialog imajiner gus mus

Wawancara Imajiner Dengan Hadlaratussyeikh (KH. Hasyim Asy'ari)

Ketika Gus Dur menulis wawancara imajiner tentang DR. Nurcholis Madjid di majalah Editor, dia memulai dengan ungkapan guyon cerdasnya: “Kalau dulu Cristianto Wibisono mewancarai Bung Karno secara imajiner, tidak berarti hak melakukan wawancara jenis itu menjadi monopolinya. Seandainya ia bisa menunjukkan hak paten tertulis sekalipun, baik dari lembaga domestik maupun internasional, saya tetap saja dapat melakukan wawancara imajiner tentang DR. Nurcholis Madjid. Sebabnya karena Cristianto menjadikan tokoh yang diwawancarai itu sumber berita. Sedang saya justru mencari sumber itu di luar si tokoh.”
Ungkapan yang sama bisa saya kemukakan sekarang ini untuk mengawali tulisan latah saya ini.
Seandainya Cristianto maupun Gus Dur bisa menunjukkan hak paten tertulis sekalipun, baik dari lembaga domestik ataupun internasional, saya tetap saja dapat melakukan wawancara dengan Hadratussyeikh. Sebabnya? karena Cristianto menjadikan tokoh yang diwawancarai sebagai sumber berita dan Gus Dur mencari berita dari luar tokoh. Sedang saya hanya sekedar ingin “berkangen-kangenan” secara imajiner dengan tokoh saya.
Ungkapan saya berkangen-kangenan mungkin kurang tepat, meskipun sekedar imajiner, karenanya saya beri tanda kutip. Soalnya yang kangen hanya saya dan saya tidak menangi (pernah bertemu--Jw.) tokoh yang saya kangeni itu.
Dari apa yang saya dengar tentang Hadratussyeikh dan rekaman-rekaman buah pikiran beliau yang berhasil saya kumpulkan sampai saat ini, saya memperoleh gambaran yang demikian jelas mengenai bapak NU ini sehingga seolah-olah saya menangi beiau.
Dan ketika saya, baru-baru ini dihadiahi Kyai Muchit Muzadi kopi kitab susunan Sayyid Muhammad Asad Syihab (cetakan Bairut) berjudul “Al ‘Allamah Muhammada Hasyim Asy’ari Waadli’u Labinati Istiqlaalli Indonesia” (Maha Kyai Muhammad Hasyim Asy’ari peletak batu pertama kemerdekaan Indonesia) dan dua khutbah Hadratussyeikh, kangen saya pun menjadi-jadi. Keiginan untuk melakukan wawancara imajiner dengan beliau pun tidak bisa saya empet (tahan--Jw).
Tiba-tiba saya sudah berada dalam majlis yang luar biasa itu. Suatu Halaqoh raksasa yang menebarkan wibawa bukan main mendebarkan. Kalau saja tidak karena senyum-senyum lembut yang memancar dari wajah-wajah jernih sekalian yang hadir, niscaya tak akan tahan saya duduk di majelis ini.
Mereka yang duduk berhalaqoh dengan anggun d isekeliling saya tampak bagaikan sekelompok gunung yang memberikan rasa teduh dan damai. Sehingga rasa ngeri dan gelisah saya berkurang karenanya.
Begitu banyak wajah ratusan atau bahkan ribuan memancarkan cahaya, menyinari majelis, ada yang sudah saya kenal secara langsung atau melalui foto dan cerita-cerita, ada yang sebelumnya hanya saya kenal namanya, dan masih banyak lagi yang namanya pun tidak saya ketahui. Itu tentu kyai Abdul Wahab Hasbullah! Wajahnya yang kecil masih tetap berseri-seri menyembunyikan kekuatan yang tak terhingga.
Duduk disampingnya Kyai Bishri Syansuri, Kyai Raden Asnawi Kudus, Kyai Nawawi Pasuruan, Kyai Ridwan Semarang, Kyai Maksum Lasem, Kyai Nahrowi Malang, Kyai Ndoro Munthah Bangkalan, Kyai Abdul Hamid Faqih Gresik, Kyai Abdul Halim Cirebon, Kyai Ridwan Abdullah, Kyai Mas Alwi, dan Kyai Abdullah Ubaid dari Surabaya. Yang pakai torpus tinggi itu tentu Syeikh Ahmad Ghanaim Al-Misri dan yang di sampingnya itu Syeikh Abdul ‘Alim Ash-Shiddiqi.
Oh, itu Kyai Saleh Darat, Kyai Subeki Parakan, Kyai Abbas Buntet, Kyai Ma’ruf Kediri, Kyai Baidlowi lasem, Kyai Dalhar Magelang, Kyai Amir Pekalonngan, Kyai Mandur Temanggung!
Yang asyik berbisik-bisik itu pastilah Kyai Abdul Wahid Hasyim dan Kyai Mahfud Shiddiq, Kyai Dahlan dan Kyai Ilyas.
Saya melihat juga Kyai Sulaiman Kurdi Kalimantan, Sayyid Abdullah Gathmyr Palembang, Sayyid Ahmad Al-Habsyi Bogor, Kyai Djunaidi dan Kyai Marzuki Jakarta, Kyai Raden Adnan dan Kyai Masyud Sala, Kyai Mustain Tuban, Kyai Hambali dan Kyai Abdul Jalil Kudus, Kyai Yasin Banten, Kyai Manab Kediri, Kyai Munawir Jogja, Kyai Dimyati Termas, Kyai Cholil Lasem, Kyai Cholil Rembang, Kayi Saleh Tayu, Kyai Machfud Sedan, Kyai Zuhdi Pekalongan, Kyai Maksum Seblak, Kyai Abu Bakar Palembang, Kyai Dimyati Pemalang, Kyai Faqihuddin Sekar Putih, Kyai Abdul Latif Cibeber, Haji Hasan Gipo,Haji Mochtar Banyumas, Kyai Said dan Kyai Anwar Surabaya, Kyai Muhammadun Pondohan, Kyai Sirajd Payaman, Kyai Chudlori Tegalrejo, Kyai Abdul Hamid Pasuruan, Kyai Badruddin Honggowongso Salatiga, Kyai Machrus Ali Lirboyo, kyai, kyai …
Di tengah-tenah lautan kyai dan tokoh NU itu, Hadlratussyeikh bersila dengan agung, dengan wajah sareh yang senantiasa tersenyum.
Namun, betapapun jernih wajah-wajah mereka, saya masih melihat sebersit keprihatinan yang getir. Karenanya pertanyaan pertama yang saya ajukan setelah berhasil mengalahkan rasa rendah diri yang luar biasa adalah, “Hadratussyeikh saya melihat Hadratusyeikh dan sekalian masyayikh yang berada di sini begitu murung. Bahkan di kedua mata Hadratussyekh yang teduh, saya melihat air mata yang menggenang. Apakah dalam keadaan yang damai dan bahagia begini, masih ada sesuatu yang membuat Hadatussyeikh dan sekian masyayikh berprihatin? Apakah gerangan yang diprihatinkan?
Hampir serentak, Hadratussyeikh dan sekian masyayikh tersenyum. Senyum yang sulit saya ketahui maknanya. Tampaknya Kyai Abdul Wahab Hasbullah sudah akan menjawab pertanyaan saya, tapi buru-buru Hadratussyeikh memberi isyarat dengan lembut. Ditatapnya saya dengan senyum yang masih tersungging, seolah-olah beliau hendak membantu mengikis kegelisahan saya akibat wibawa yang mengepung dari segala jurusan. Beru kemudian beliau berkata dengan suara lunak namun jelas.
"Cucuku, kau benar. Kami semua disini, alhamdulillah hidup dalam keadan damai dan bahagia. Seperti yang kau lihat, kami tidak kurang suatu apa. Kalau ada yang memprihatinkan kami, itu justru keadaan kalian. Kami selalu mengikuti terus apa yang kamu lakukan dengan dan dalam jam'iyyah yang dulu kami dirikan. Kami sebenarnya berharap, setelah kami, jam'iyyah ini akan semakin kompak dan kokoh. Akan semakin berkembang. Semakin bermanfaat bagi agama, nusa dan bangsa. Semakin mendekati cita-citanya. Untuk itu kami telah meninggali bekal yang cukup. Ilmu yang lumayan, garis yang jelas, dan tuntunan yang gamblang."
“Jam'iyyah dulu kami dirikan untuk mempersatukan ulama’ Ahlussunnah Wal Jama’ah dan pengikutnya, tidak saja dalam rangka memelihara, melestarikan, mengembangkan, dan mengajarkan ajaran Islam Ahlus sunnah wal Jma’ah, tetapi juga bagi khidmah kepada bangsa, negara, dan umat manusia.”
“Sebenarnya kami sudah bersyukur bahwa khittah kami telah berhasil dirumuskan dengan jelas dan rinci; sehingga generasi yang datang belakangan tidak kehilangan jejak para pendahulunya. Sehingga langkah-langkah perjuangan semakin mantap. Tapi kenapa rumusan itu tidak dipelajari dan dihayati secara cermat untuk diamalkan? Kenapa kemudian malah banyak warga jam'iyyah yang kaget, bahkan seperti lepas kendali? Satu dengan yang lain saing bertengkar dan saling mencerca. Tidak cukup sekedar berbeda pendapat (ikhtilaf), saling ungkur-ngkuran (tadaabur), bahkan saling memutuskan hubungan (taqaathu’). Padahal mereka, satu dengan yang lain bersaudara. Sebangsa. Setanah air. Se-agama. Se-ahlisunah wal jama’ah. Se-jam'iyyah.”
“Laa haula wala quwwata illa billah …”, gumam semua yang hadirin serempak, membuat tunduk saya semakin dalam. Saya merasakan berpasang-pasang mata menghujam ke diri saya bagai pisau-pisau yang panas. Sementara Hadratussyeikh melanjutkan masih dengan nada yang sareh, penuh kebapakan.
"Yang sedang bertikai itu sebenarnya masing-masing sedang membela kemuliaan apa? Mampertahankan prinsip Islam apa? Sehingga begitu ringan mengorbankan prinsip persaudaraan yang agung?”
Sejak awal saya kan sudah memperingatkan, baik dalam muqoddimah Al-Qonuun Al-Asasi maupun di banyak kesempatan yang lain, akan bahayanya perpecahan dan pentingnya menjaga persatuan. Dengan perpecahan tak ada sesuatu yang bisa dilakukan dengan baik. Sebaliknya dengan persatuan, tantangan yang bagaimanapun beratnya Insya Allah akan dapat diatasi.”
“Perbedaan pendapat mungkin dapat meluaskan wawasan, tetapi tabaahguudl, tahaaasud, tadaabur, dan taqoothu’ apapun alasannya hanya membuahkan kerugian yang besar dan dilarang oleh agama kita.”
“Kalau di dalam organisasi, tabaahguudl, tahaaasud, tadaabur, dan taqoothu’ itu merupakan malapetaka. Maka apapula itu namanya jika terjadi dalam tubuh organisasi ulama’ dan para pengikutnya?”
Hadratussyekh menari nafas panjang, diikuti serentak oleh ribuan gunung kyai. Suatu tarikan nafas yang disusul gemuruh dzikir dalam nada keluhan, "Laa haula walaa quwwata illa billah …"
Saya sedang menggumpulkan kebenaran untuk mengatakan kepada Hadratussyeikh bahwa warga jam'iyyah baik-baik saja kalaupun ada sedikit ketegangan itu wajar, kini sudah membaik tak perlu ada yang perlu diprihatinkan. Ketika beliau berkata, “Engkau tidak perlu menutup-nutupi keadaan yang sebenarnya. Kami tahu semuanya. Mungkin keadaan yang sebenarnya tidak separah yang tampak oleh Kami. Namun yang tampak itu sudah membuat kami prihatin. Kami ingin khidmah dan yang dilakukan oleh jam'iyyah ini sebanding dengan kebesarannya.”
“Lalu apa nasehat Hadratussyeikh?” pertanyaan ini meluncur begitu saja tanpa saya sadari.
“Nasehatku, lebih mendekatlah kepada Allah. Bacalah lagi lebih cermat muqoddimah Al-Qonuun Al-Asasi dan khittah jam'iyyah. Pahami dan hayati maknanya, lalu amalkan! Waspadalah terhadap provokasi kepentingan sesaat! Itu saja.”
Mendengar nasehat singkat itu, tanpa saya sadari, saya melayangkan ke wajah-wajah jernih berwibawa di sekeliling saya. Semuanya mengangguk lembut seolah-olah meyakinkan saya bahwa nasehat Hadaratussyeikh itu tidaklah sesederhana yang saya duga.
“Dan belajarlah berbeda pendapat!” seru sebuah suara yang ternyata adalah suara Kyai Abdul Wahid Hasyim. “Berbeda pendapat dengan saudara adalah wajar. Yang tidak wajar dan sangat kekanak-kanakan adalah jika perbedaan pendapat menyebabkan permusuhan di antara sesama saudara.”
Sekali lagi semuanya mengangguk-angguk lembut.
Saya tidak bisa dan tidak ingin lagi meneruskan wawancara. Saya hanya menunggu. Ingin lebih banyak lagi nasehat. Tapi yang saya dengar kemuadian adalah ayat Al-Qur’an yang dibaca dengan khusyu’ oleh--masya Allah--Kyai Abdul Wahab Hasbullah.
“Washbir nafsaka ma’alladziina yad’uuna Robbahum bil ghodaati wal ‘asyiyi yuriiduuna wajhahu walaa ta’du ‘ainaka ‘anhum turiidu ziinatal hayaatid-dunya wala tuthi’ man aghfalnaa qolbahu ‘an dzikriNaa wattaba’a hawaahu wakaana amruhu furuuthaa.”
Dan bersabarlah kamu be rsama orang-orang yang menyeru Tuhan mereka di pagi dan petang hari mengharapkan keridloan-Nya dan jangan palingkan kedua matamu dari mereka karena mengharap gemerlap kehidupan dunia ini dan jangan ikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami dan menuruti hawa nafsunya serta adalah keadannya melampaui batas.
Dan dengan berakhirnya bascaan ayat 28 Al-Kahfi itu, saya tak mendengar lagi kecuali dzikir dan dzikir yang gemuruhya serasa hendak mengoyak langit.

Minggu, 23 Desember 2012

amalan cepat kaya dan berhasil segala usaha

Ini adalah sebuah amalan bagus yang dibaca setelah setiap selesai shalat fardhu. Barang siapa mengamalkannya secara rutin insya Allah akan mendapatkan khasiat yang luar biasa, biidznillah. Yang sakit akan sembuh, yang seret rejeki akan lancar, yang lemah akan perkasa, yang punya hutang akan terbayar dan banyak manfaat lainnya. Derajat akan naik setinggi mungkin.Ijazah dari guru saya KH.Hasan Bangil.
Amalan ini juga merupakan pembuka semua ilmu. Bagi yang sudah mengamalkan beragam asmak, hizib dan wirid, namun belum merasakan hasilnya silahkan mengamalkan amalan ini.
Tata caranya cukup mudah yaitu membaca Surah Al-Fatihah setelah selesai SHOLAT dalam sehari-semalam 100 x.
Perinciannya sebagai berikut :
Usai Subuh 30 X
Usai dhuhur 25 X
Usai Ashar 20 X
Usai maghrib 15 X
Usai Isya 10 X.
setelah selesai membaca Al- Fatihah membaca doa ini tiga kali.
Inilah doanya :
======
Bismillaahirrohmaanirrohiim
(ALHAMDULILLAAHI RABBIL-‘AALAMIIN) MUNAWWIRI ABSHAARIL-‘AARIFINA BINUURIL-MA’RIFATI YAQIINI, JAADZIBI AZIMMATI ASRAARIL-MUHAQQIQIINA BIJADZABAATIL-QURBI WAT-TAMKIIN, FAATIHI AQFAALI QULUBIL-MUWAHHIDIIN BIFAATIHATIT-TAWHIIDI WAL-FATHIL-MUBIIN, ALLADZII AHSANA KULLA SYAY-IN KHALAQAHU WABADA-A KHALQAL-INSAANI MIN THIININ TSUMMA JA’ALA NASLAHU MIN SULAALATIN MIN MAA’IN MAHIIN.
(ARRAHMAANIR-RAHIIM) AL-‘AZIIZIL-HAKIIMIL-‘ALIYYIL-‘AZHIIMIL-AWWALIL-QADIIM, KHAATHABA MUUSAAL-KALIMA BIKHITHAABIT-TAKRIIMI WA SYARRAFA NABIYYAHUL-KARIIMA BINNASHSHISY-SYARIIF, WALAQAD AATAYNAAKA SAB’AN MINAL-MATSAANII WAL-QURAANAL ‘AZHIIM.
(MAALIKI YAWMID-DIIN) QAAHIRIL-JABAABIRATI WAL-MUTAMARRIDIINA WA MUBIIDITH-THUGHAATIL JAAHIDIINA DZA LIKUMULLAAHU RABBUKUM FATABAARAKALLAAHU AHSANUL-KHAALIQIIN, FAYAAMAN LAA SYARIIKA LAHU WALAA MU’IN.
(IYYAAKA NA’BUDU WA IYYAAKA NASTA’IIN) MU’TARIFIINA BIL-AJZI ‘ANIL-QIYAAMI WA HIYA RAMIIM.
(IHDINASH-SHIRAATHAL-MUSTAQIIM) SHIRAATHA AHLIL-IKHLAASHI WAT-TASLIIM
(SHIRAATHAL-LADZIINA AN’AMTA ‘ALAYHIM)
SHIRAATHAL-LADZIINA TASALLAW BIL-HUDAA WAFARIHUU BIMAA LADAYHIM.
(GHAYRIL MAGHDHUUBI ‘ALAYHIM) HABNALLAAHUMMA MINKA MAWAJIBASH-SHIDDIIQIIN. WA ASYHIDNAA MASYAAHIDASY-SYUHADAA’I WALAA TAJ’ALNAA DHALLIINA WALAA MUDHILLIINA WALAA TAHSYURNAA FII ZUMRATIZH-ZHAALIMIINA
(WALADH-DHAALLIIN) (AAMIIN)
ALLAAHUMMA BIHAQQI HAADZIHIL-FAATIHATI, IFTAH LANAA FATHAN QARIIBA, ALLAAHUMMA BIHAQQI HAADZIHISYSYAAFIYATI ISYFINAA MIN KULLI AAFATIN WA ‘AAHATIN FIDDUNYAA WAL AAKHIRAH. ALLAAHUMMA BIHAQQI HAADZIHIL-KAAFIYATI, IKFINAA MAA AHAMMANAA MIN AMRID-DUNYAA WAL AAKHIRATI WA AJRI TA’ALLUQAATII WA TA’ALLUQAATI ‘IBAADIKAL-MU’MINIINA ‘ALAA AJALLI ‘AWAA’IDIKA WASYFA’LANAA BINAFSIKA ‘INDA NAFSIKA FID-DUNYAA WAL-AKHIRAH, IDZ LAA ARHAMA BINAA WABIHIM MINKA YAA ARHAMAR-RAAHIMIIN.
WA SHALLALLAAHU ‘ALA SAYYIDINAA MUHAMMADIN WA ‘ALAA AALIHI WA SHAHBIHI WA SALLAMA TASLIIMAN KATSIIRAN ILAA YAWMID-DIIN WAL HAMDU LILLAAHI RABBIL-‘AALAMIIN.====

ajaztukum kama ajazani syaikhi......

Kamis, 13 Desember 2012

hidup ini

Merokok
Mati, hidup jadi bayi, remaja, kawin, beranak, tua, pikun, mati lagi, tunggu pengadilan akhir, selesai. Takdir telah digariskan, tidak ada yang bisa mengubah kecuali doa yang dikabulkan penulis takdir...
Kalau dipikir - pikir, apalah yang kita cari? Ketenaran, ketenaran tidak ada artinya jika amalan kita menjadi riya...Kekayaan? kekayaan baru berarti sesuai sedekah yang kita keluarkan dan nafkah yang kita keluarkan buat keluarga dan kaum kerabat...Jagoan (debat, kelahi)..okelah, orang akan takut untuk berdebat atau berkelahi dengan kita, kalau lawan ngeyel, kita label aja dengan istilah istilah hollier than you, ad hominem dan serangkaia argumen ringkas, pedas yang membuat kepala yang baca kebas sehingga dia keder tetapi sejago jagonya kita berdebat dan berkelahi, toh kita tetap tidak bisa melawan Tuhan. Akhirnya kita akan lelah sendiri dengan kebanggaan semu...
Politikana? apakah yang kita cari, apakah sekadar masturbasi idealisme, pengen dikenal, walaupun katanya hanya sebatas nickname, pengen tulisan jadi HL, pengen gak dapet rating hitam, pengen orang segan sama kita dengan kebijaksanaan 'semu' yang belum tentu diri kita sendiri melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari, pengen orang takut mendebat, whatever, apalah artinya, toh kita semua bakal mati suatu saat....
Hal berharga di dunia ini adalah waktu dan hal hal berarti yang kita lakukan dalam waktu itu, dan berkah dari Tuhan
Mungkin banyak yang kita lakukan hanyalah refleksi siapa diri kita, seperti para bayi dewasa yang menenangkan diri dengan ibu jari buatan yang terbuat dari bungkus kertas diisi dengan tembakau, saus dan cengkeh, untuk mengenang masa bayinya menghisap ibu jarinya, sambil membayangkan dirinya jantan dan santai...
Ah, whatever, toh semua amal tanggung jawab pribadi masing - masing, tidak ada gunanya menggurui orang, termasuk isi artikel ini, yang tidak layak dirating...
Semoga kita mendapat ampunan Tuhan dan diberkahi jalan hidup kita
Mohon Maaf lahir batin agan agan, bagi yang telah banyak ane sakiti, bagi yang merasa tergurui, bagi yang merasa ane layak disumpahi, bagi yang merasa ane layak dikasihani dll...Mudah2an kita semua diampuni Tuhan

Jumat, 07 Desember 2012

ketika aku sudah mulai renta

nak...
 nanti aku semakin tua,,
aku berharap kamu memahami dan memiliki kesabaran untukku

  bila nanti aku memecahkan piring,
atau menumpahkan makanan diatas meja, karena penglihatanku berkurang
aku harap kamu tidak memarahiku
dulu sewaktu kamu kecil sering menumpahkan makananmu aku tak pernah memarahimu.



Ketika pendengaranku semakin memburuk,
dan aku tidak bisa mendengar apa ayang kamu katakan,
aku harap kamu tidak memanggilku "Tuli!"
mohon ulangi apa yang kamu katakan atau menuliskannya
Maaf, anakku... aku semakin tua

Ketika lututku mulai lemah,
aku harap kamu memiliki kesabaran untuk membantuku bangun
seperti bagaimana aku selalu membantu kamu saat kamu masih kecil, untuk belajar berjalan
aku mohon, jangan bosan denganku

Ketika aku terus mengulangi apa yang ku katakan,
seperti kaset rusak
aku harap kamu terus mendengarkan aku
tolong jangan mengejekku, atau bosan mendengarkanku
apakah kamu ingat ketika kamu masih kecil
dan kamu ingin sebuah balon?
kamu mengulangi apa yang kamu mau berulang-ulang
sampai kamu mendapatkan apa yang kamu inginkan.

Maafkan juga bauku...
tercium seperti orang yang sudah tua
aku mohon jangan memaksaku untuk mandi
tubuhku lemah.....
Orang tua mudah sakit karena mereka rentan terhadap dingin
aku harap aku tidak terlihat kotor bagimu...
apakah kamu ingat ketika kamu masih kecil?
aku selalu mengejar-ngejar kamu... karena kamu tidak ingin mandi
Aku harap kamu bisa bersabar denganku,
ketika aku selalu rewel
ini semua bagian dari menjadi tua,,
kamu akan mengerti ketika kamu tua

Dan jika kamu memiliki waktu luang,
aku harap kita bisa berbicara
bahkan untuk beberapa menit
aku selalu sendiri sepanjang waktu
dan tidak memiliki seorang pun untuk diajak bicara
aku tahu kamu sibuk dengan pekerjaan
Bahkan jika kamu tidak tertarik dengan ceritaku
aku mohon berikan aku waktu untuk bersamamu
apakah kamu ingat ketika kamu masih kecil?
aku selalu mendengarkan apapun yang kamu ceritakan tentang mainanmu

Ketika saatnya tiba...
dan aku hanya bisa terbaring, sakit dan sakit
aku harap kamu memiliki kesabaran untuk merawatku
MAAF.......
kalau aku sengaja mengompol atau membuat berantakan
aku harap kamu memiliki kesabaran untuk merawatku,
selama beberapa saat terakhir dalam hidupku
aku mungkin tidak akan bertahan lebih lama

Ketika waktu kematianku datang
aku harap kamu memegang tanganku
dan memberikanku kekuatan untuk menghadapi kematian
dan jangan khawatir, ketika aku bertemu dengan Sang Pencipta
aku akan berbisik pada-Nya
untuk selalu memberikan berkah padamu
karena kamu mencintai, ibu dan ayahmu...

Terima kasih atas segala perhatianmu, nak...
kami mencintaimu dengan kasih yang berlimpah

Rabu, 05 Desember 2012

duhai junjunganku

 
Wahai Rasul
uzairsuhaimi.wordpress.com
Wahai Rasul! Begitu keras didikan Rabb-mu sejak dini:  tidak sempat memperoleh perlindungan  ayahanda, hanya sepintas menikmati pelukan_hangat_teduh ibunda, sejenak memperoleh dukungan_wibawa kakek, menikmati masa remaja dalam kepapaan_harta keluarga pamanda, dan sesaat memperoleh pembelaan luar biasa istrimu ketika kaum Kuffar-Quraisy sengit memusuhimu karena risalahmu yang sangat mengancam status quo!

Wahai Rasul! Didikan Rab-Mu seolah menegaskan: “Mustahil bagimu memperoleh perlindungan ayahmu karena dia sudah Kupanggil bahkan sebelum engkau sempat melihat wajahnya yang bercahaya; jika engkau menginginkan perlindungan ibu maka ia Kupanggil_pulang, jika engkau ingin perlindungan kakekmu maka ia Kupanggil_pulang pula, jika ingin perlindungan pamanmu maka ia pun Kupanggil_pulang, dan jika ingin perlindungan istrimu maka Kupanggil_pulang dia; tapi …jika engkau meginginkan perlindungan-Ku maka inilah Aku yang Maha dan Senantiasa Hidup”.
Wahai Rasul yang “terlalu” sabar sehingga tidak mau memarahi pasangan suami_istri yang gigih menebar duri di jalan yang diberkati, jalan yang biasa engkau lalui ketika engkau menuju rumah Rabb-mu! Engkau “terlalu” sabar sehingga Rabb-mu “terpaksa” menurunkan surat kecaman khusus terhadap ulah mereka[1].
Wahai Rasul yang “terlalu” rendah hati sehingga mengabaikan ulah keterlaluan seorang wanita yang rajin meludahimu yang ketika absen meludahimu karena sakit engkaulah penjenguk pertamanya!
Wahai Rasul yang “terlalu” santun sehingga tidak tega menegur para sahabatmu agar pulang karena telah engkau jamu dan berlama-lama berbincang_hampa sampai larut malam; hatimu “terlalu” lembut sehingga Rabb-mu “terpaksa” menurunkan ayat teguran kepada mereka![2]
Wahai Rasul yang konon agak “telat” berhijrah ke Madinah semata-mata karena engkau merasa perlu menyelesaikan urusan hartawan kaum Kuffar-Quraisy, kaum yang sangat memusuhi sekaligus mempercayai kejujuranmu sehingga merasa engkaulah yang paling aman untuk menitipkan harta kekayaan!
Wahai Rasul yang “terlalu” menghormati istri sehingga mampu secara sungguh-sungguh meminta maaf kepada istri yang mengunci_pintu ketika engkau pulang larut karena mengurus umat! Rab-mu memberkati beranda rumah tempat engkau menikmati dingin malam itu!
Wahai Rasul yang bengkak kakinya karena “terlalu” lama salat_minta_ampun kepada Rabb-mu yang telah dan akan menjamin ampunan untukmu, hanya karena engkau merasa tidak mampu ber-tahmid kepada-Nya secara layak!
Wahai Rasul yang menolak permintaan izin Malaikat Pencabut Nyawa untuk mengambil nyawamu yang suci sekalipun ia telah menjanjikan kemulyaanmu di akhirat tetapi tidak memberikan jaminan keselamatan bagi seluruh umatmu!
Wahai Rasul yang sehari kenyang untuk bersyukur dan sehari lapar untuk bersabar!
Wahai Rasul pecinta anak_yatim dan pengasih orang_miskin!

Wahai Dzat yang penggengam jiwa! Kasihanilah agar hambamu ini tidak terlalu pelit untuk sekadar bersalawat kepada Rasul-Mu yang ummi itu, rasul yang Engkau sendiri memuji berakhlak Agung[3].
Wahai Dzat yang Maha Luas Karunia-Nya! Kabulkanlah permohonan hamba-Mu agar Engkau berkenan melimpahkan keselamatan kepada Muhammad SAW dan keluarganya sebagaimana Engkau limpahkan kepada Ibrahim AS dan keluarganya! Limpahkanlah  keberkahan kepada Muhammad SAW dan keluarganya sebagaimana Engkau limpahkan kepada Ibrahim AS dan keluarganya! Segala puji bagi-Mu!

Sabtu, 01 Desember 2012

gelang jodoh

alhamdulillah sudah banyak orang yang telah membuktikan khasiat dari Mustika gelang Jodoh ini dengan beragam keberhasilan dan cerita yang sangat menarik dan berbeda antara satu dengan yang lain sesama pengguna Mustika ini.
Dengan Mustika Jodoh,insya allah Anda akan lebih mudah mendapatkan Jodoh dan keberuntungan dimanapun Anda berada serta diterima dan disayang oleh semua orang yang berinteraksi dengan Anda,membuat semua orang bisa menerima kehadiran Anda sehingga mudah mendapatkan Jodoh, ketentraman jiwa juga memancarkan inner beauty, kharisma, wibawa serta daya tarik alami.
Untuk pemuda/pemudi-cewek/cowok yang Sudah Berumur dan Belum Mendapat Jodoh,
 insya allah dengan Rahmat Allah swt, hikmah menggunakan Mustika Jodoh ini Anda akan segera mendapatkan pasangan hidup yang sesuai atau Jodoh Sejati Anda. 
juga berkhasiat:
Memancarkan Pesona Diri,
memancarkan Kharisma, Pemikat Lawan Jenis, Daya Tarik,
Mempercepat Perjodohan, Menggairahkan cinta asmara, 
Menambah Lengket Pasangan, 
merukunkan Rumah Tangga. 
mujarrab/sudah terbukti mempertemukan cewek/cowok dengan jodoh idamannya sampai kepelaminan.
Berminat? Hubungi saya di kontak kami