Rabu, 05 Desember 2012

duhai junjunganku

 
Wahai Rasul
uzairsuhaimi.wordpress.com
Wahai Rasul! Begitu keras didikan Rabb-mu sejak dini:  tidak sempat memperoleh perlindungan  ayahanda, hanya sepintas menikmati pelukan_hangat_teduh ibunda, sejenak memperoleh dukungan_wibawa kakek, menikmati masa remaja dalam kepapaan_harta keluarga pamanda, dan sesaat memperoleh pembelaan luar biasa istrimu ketika kaum Kuffar-Quraisy sengit memusuhimu karena risalahmu yang sangat mengancam status quo!

Wahai Rasul! Didikan Rab-Mu seolah menegaskan: “Mustahil bagimu memperoleh perlindungan ayahmu karena dia sudah Kupanggil bahkan sebelum engkau sempat melihat wajahnya yang bercahaya; jika engkau menginginkan perlindungan ibu maka ia Kupanggil_pulang, jika engkau ingin perlindungan kakekmu maka ia Kupanggil_pulang pula, jika ingin perlindungan pamanmu maka ia pun Kupanggil_pulang, dan jika ingin perlindungan istrimu maka Kupanggil_pulang dia; tapi …jika engkau meginginkan perlindungan-Ku maka inilah Aku yang Maha dan Senantiasa Hidup”.
Wahai Rasul yang “terlalu” sabar sehingga tidak mau memarahi pasangan suami_istri yang gigih menebar duri di jalan yang diberkati, jalan yang biasa engkau lalui ketika engkau menuju rumah Rabb-mu! Engkau “terlalu” sabar sehingga Rabb-mu “terpaksa” menurunkan surat kecaman khusus terhadap ulah mereka[1].
Wahai Rasul yang “terlalu” rendah hati sehingga mengabaikan ulah keterlaluan seorang wanita yang rajin meludahimu yang ketika absen meludahimu karena sakit engkaulah penjenguk pertamanya!
Wahai Rasul yang “terlalu” santun sehingga tidak tega menegur para sahabatmu agar pulang karena telah engkau jamu dan berlama-lama berbincang_hampa sampai larut malam; hatimu “terlalu” lembut sehingga Rabb-mu “terpaksa” menurunkan ayat teguran kepada mereka![2]
Wahai Rasul yang konon agak “telat” berhijrah ke Madinah semata-mata karena engkau merasa perlu menyelesaikan urusan hartawan kaum Kuffar-Quraisy, kaum yang sangat memusuhi sekaligus mempercayai kejujuranmu sehingga merasa engkaulah yang paling aman untuk menitipkan harta kekayaan!
Wahai Rasul yang “terlalu” menghormati istri sehingga mampu secara sungguh-sungguh meminta maaf kepada istri yang mengunci_pintu ketika engkau pulang larut karena mengurus umat! Rab-mu memberkati beranda rumah tempat engkau menikmati dingin malam itu!
Wahai Rasul yang bengkak kakinya karena “terlalu” lama salat_minta_ampun kepada Rabb-mu yang telah dan akan menjamin ampunan untukmu, hanya karena engkau merasa tidak mampu ber-tahmid kepada-Nya secara layak!
Wahai Rasul yang menolak permintaan izin Malaikat Pencabut Nyawa untuk mengambil nyawamu yang suci sekalipun ia telah menjanjikan kemulyaanmu di akhirat tetapi tidak memberikan jaminan keselamatan bagi seluruh umatmu!
Wahai Rasul yang sehari kenyang untuk bersyukur dan sehari lapar untuk bersabar!
Wahai Rasul pecinta anak_yatim dan pengasih orang_miskin!

Wahai Dzat yang penggengam jiwa! Kasihanilah agar hambamu ini tidak terlalu pelit untuk sekadar bersalawat kepada Rasul-Mu yang ummi itu, rasul yang Engkau sendiri memuji berakhlak Agung[3].
Wahai Dzat yang Maha Luas Karunia-Nya! Kabulkanlah permohonan hamba-Mu agar Engkau berkenan melimpahkan keselamatan kepada Muhammad SAW dan keluarganya sebagaimana Engkau limpahkan kepada Ibrahim AS dan keluarganya! Limpahkanlah  keberkahan kepada Muhammad SAW dan keluarganya sebagaimana Engkau limpahkan kepada Ibrahim AS dan keluarganya! Segala puji bagi-Mu!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar