Nagara , kota
kelahiranku….
Nagara adalah
sebuah ibu kota kecamatan yang wilayahnya hampir seluruhnya tertutup air. Rawa
didaerah ini merupakan salah satu sudut dicekungan barito.di rawa ini merupakan
hampir semua sungai berhulu dan mengalir kesebelahbarat dan bertemu dalamsatu
kawasan yang luasnya hampir mencapai satu juta hektar.
Sejauh
mata memandang, hamparan rawa yang terlihat. Kalau kita masuk Negara dari ibukota
kabupaten Hulu
Sungai Selatan, Kandangan maka kita akan melewati desa Muning Baru.
Aroma ikan kering akan tercium bahkan
disana ada sentra ikan kering, mulai sepat, haruan, sepat siam, papuyu, atau
tauman.
Sektor
perikanan memang menjadi produk andalan Negara, sesuai dengan wilayahnya.
Masyarakat lebih banyak memilih nelayan ikan tawar sebagai mata pencahariannya,
tapi bukan berarti Negara hanya sebagai kampung nelayan, karena masing masing
perkampungan mempunyai kekhasan.
Memasuki
pusat kota kita akan menikmati perkampungan pendapuran. Nama desanya Bayanan,
tapi disebut kampung pendapuran karena penduduknya rata rata pengrajin gerabah.
Hasil produksi andalannya adalah dapur alat masak dari gerabah dengan
menggunakan kayu sebagai bahan bakarnya.
Nah
kalau kita memasuki desa Tumbukan Banyu dan Habirau merupakan pusat pengrajin
dari besi seperti parang, pisau dan lainnya. Jadi mereka rata rata mengambil
profesi sebagai pandai besi. Desa disebelahnya adalah Habirau Tengah lalu
Parigi. Didua desa ini terkenal dengan hasil kerajinan emasnya, maka disebut
dengan kampung paamasan. Ada lagi kampung pengrajin perak, kuningan, juga
kampung ternak yang lain dari yang lain yaitu ternak kerbau rawa.
Saya
lahir di kota ini tepatnya di desa Baruh Kembang pada tahun 1987.
Ayah
saya adalah keturunan orang pendatang,datuk beliau yang ke 5 yang bernama Syekh
H.Matyasin (beliau berasal dari bugis).
Dan
juga beliau masih zuriyat yang ke 9 dari syekh M.Arsyad Albanjary atau yang
lebih dikenal dengan Datuk kalampayan.
Sedangkan
ibu saya adalah penduduk asli nagara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar