Senin, 02 Juli 2012

BATU

Rabu, 23 Maret 2011

BATU BERTUAH MAGIS DALAM SISTEM KEPERCAYAAN NENEK MOYANG ETNIS BANJAR DI KALSEL

Batu dalam bahasa bahasa Banjar di Kalsel juga disebut batu. Batu merupakan benda padat yang tersedia dalam jumlah banyak bahkan melimpah ruah di Kalsel. Jenisnya juga sangat beragam mulai dari batu gunung, batu bara, hingga batu permata yang berharga mahal.
Jenis batu lain yang juga dikenal luas di kalangan etnis Banjar adalah batu fosil yang dalam bahasa Banjar disebut buntat. Buntat merupakan batu fosil yang selalu dikaitkan orang dengan tuah magis tertentu dalam sistem kepercayaan etnis Banjar di Kalsel
Dari sekian banyak jenis batu yang ada di Kalsel ini ada sejumlah batu yang menurut sistem kepercayaan etnis Banjar di Kalsel mengandung tuah magis tertentu yang dapat difungsikan untuk tujuan-tujuan magis yang tertnetu pula.
Berdasarkan hasil penelusuran yang penulis lakukan, batu-batu bertuah magis tersebut setidak-tidaknya ada 10 jenis, yaitu batu jilatan, batu kacubung, batu pipisan, buntat banyu, buntat barang-barang, buntat haliling, buntat halilipan, buntat kalabuai, buntat kalulut, dan buntat ular.

BATU JILATAN
Bahasa Banjar artinya batu yang dijilati binatang. Istilah batu jilatan merujuk kepada batu alam yang pada mulanya berada di suatu tempat di tengah hutan lebat. Tempat di mana batu jilatan berada adalah di tepi sungai di dekat sumber mata air alami (hulu sungai).
Pada malam hari sumber mata air di tengah hutan lebat ini penuh sesak dengan kumpulan bintang hutan yang ingin melepaskan dahaganya di sana. Setelah minum, semua binatang yang datang ke tempat itu akan menuju ke satu titik yang sama untuk menjilatkan lidahnya secara bergantian ke sebiji batu alam yang ada di tempat itu.
Batu alam itulah yang kemudian disebut sebagai batu jilatan. Di kalangan etnis Banjar di Kalsel, batu jilatan difungsikan sebagai sarana untuk memikat selera orang untuk memakan masakan (gulai, sayur mayur, kuah, lauk pauk) yang disuguhkan di sebuah rumah makan.
Setelah merasakan kelezatan masakan pada kali yang pertama, maka sejak itu orang tersebut menjadi ketagihan dan akhirnya menjadi pelanggan tetap rumah makan dimaksud.
Upaya pencapaian tujuan fungsional itu dilakukan dengan cara menempatkan batu jilatan ke dalam tempat persediaan air yang akan digunakan untuk memasak gulai, sayur mayur, kuah, dan lauk pauk yang disuguhkan kepada para pelanggan rumah makan yang bersangkutan.


BATU KACUBUNG
Bahasa Banjar artinya batu Kecubung. Batu Kacubung adalah sejenis batu alam berwarna ungu. Termasuk barang hasil tambang yang banyak ditemukan di perut bumi daerah Kalsel.
Di kalangan etnis Banjar di Kalsel, batu kacubung difungsikan sebagai sarana untuk merangsang timbulnya perasaan cinta dan kasih sayang orang lain kepada pemiliknya. Upaya untuk mencapai tujuan fungsional yang demikian itu dilakukan dengan cara menjadikannya sebagai mata cincin (laki-laki) atau buah kalung (wanita).

BATU PIPISAN
Bahasa Banjar artinya batu cowek untuk mengulek sambal. Batu pipisan juga disebut batu cubik dalam bahasa Banjar. Dibuat dari batu. Ternasuk jenis barang buatan tangan manusia (barang kerajinan tangan).
Di kalangan etnis Banjar di Kalsel batu pipisan difungsikan sebagai sarana untuk menangkal masuknya makhluk gaib yang berwatak jahat ke dalam ayunan seorang anak balita yang tidak sedang digunakan.
Ayunan anak balita yang tidak sedang digunakan tidak boleh dibiarkan kosong melompong. Konon, jika dibiarkan kosong melompong maka ayunan anak balita itu akan ditempati oleh makhluk gaib yang berwatak jahat.
Makhluk gaib berwatak jahat (dangsanak gaib, hantu baranak, hantu karungkup, hantu kuyang, hantu pulasit, hantu sangkala) ini akan mengganggu anak balita yang kemudian dimasukkan ke dalam ayunan yang sudah dikuasainya itu.
Anak balita itu tidak akan nyenyak tidurnya, bahkan lama kelamaan akan jatuh sakit (tubuhnya kejang-kejang, stuip) akibat ulah nakal makhluk gaib yang berwatak jahat tersebut.
Upaya pencapaian tujuan fungsional itu dilakukan dengan cara menempatkan batu pipisan ke dalam ayunan anak balita yang tidak sedang digunakan.

BUNTAT BANYU
Bahasa Banjar artinya batu fosil batu air.. Buntat air sejenis batu berbentuk seperti kelereng berwarna bening seperti es batu.
Di kalangan etnis Banjar di Kalsel, buntat banyu difungsikan sebagai sarana magis untuk menghentikan kucuran darah yang mengalir dari kulit tubuh manusia yang terluka parah.
Upaya pencapaian tujuan fungsional itu dilakukan dengan cara berulang kali mengusapkan buntat banyu ke arah mata luka.

BUNTAT BARANG-BARANG
Bahasa Banjar artinya batu fosil berang-berang.. Buntat barang-barang sejenis batu berbentuk seperti kelereng berwarna hitam legam.
Di kalangan etnis Banjar di Kalsel, buntat barang-barang difungsikan sebagai jimat supaya dapat menyelam dalam tempo lama di dalam air.
Upaya pencapaian tujuan fungsional itu dilakukan dengan cara menjadikan buntat barang-barang sebagai jimat yang dibawa serta ketika menyelam ke dalam air.

BUNTAT HALILING
Bahasa Banjar artinya batu fosil haliling. Haliling, sejenis siput rawa yang ukuran fisiknya sebesar kelereng. Buntat Haliling sejenis batu berbentuk haliling.yang banyak ditemukan di tanah rawa-rawa di seantero daerah Kalsel.
Di kalangan etnis Banjar di Kalsel, buntat haliling difungsikan sebagai jimat pendukung yang membuat pemiliknya dapat meraih kemenangan dalam arena judi dadu.
Upaya pencapaian tujuan fungsional itu dilakukan oleh seorang penjudi dadu dengan cara membawanya ke tengah arena judi dadu. Buntat haliling disimpannya sedemikian rupa di dalam saku baju atau celananya.
Sebelum memasang uang taruhan, penjudi dadu yang bersangkutan terlebih dahulu menggengam buntat haliling. Jika angka dadu yang ditebaknya sudah tepat, maka Buntat haliling akan memberikan isyarat dalam bentuk gigitan kecil pada genggaman tangan penjudi dadu yang bersangkutan.

BUNTAT HALILIPAN
Bahasa Banjar artinya batu fosil lipan. Buntat Halilipan sejenis batu berbentuk lipan.
Di kalangan etnis Banjar di Kalsel, buntat halilipan difungsikan sebagai jimat pendukung yang membuat pemiliknya dapat meraih kemenangan dalam arena judi dadu.
Upaya pencapaian tujuan fungsional itu dilakukan oleh seorang penjudi dadu dengan cara membawanya ke tengah arena judi dadu. Buntat halilipan disimpannya sedemikian rupa di dalam saku baju atau celananya.
Sebelum memasang uang taruhan, penjudi dadu yang bersangkutan terlebih dahulu menggengam buntat halilipan. Jika angka dadu yang ditebaknya sudah tepat, maka Buntat halilipan akan memberikan isyarat dalam bentuk gigitan kecil pada genggaman tangan penjudi dadu yang bersangkutan.

BUNTAT KALAMBUAI
Bahasa Banjar artinya batu fosil kalambuai. Kalambuai, sejenis siput rawa yang ukuran fisiknya sebesar buah sawo. Buntat kalambuai sejenis batu berbentuk kalambuai yang banyak ditemukan di tanah rawa-rawa di seantero daerah Kalsel.
Di kalangan etnis Banjar di Kalsel, buntat kalambuai difungsikan sebagai jimat pendukung yang membuat pemiliknya dapat meraih kemenangan dalam arena judi dadu.
Upaya pencapaian tujuan fungsional itu dilakukan oleh seorang penjudi dadu dengan cara membawanya ke tengah arena judi dadu. Buntat kalambuai disimpannya sedemikian rupa di dalam saku baju atau celananya.
Sebelum memasang uang taruhan, penjudi dadu yang bersangkutan terlebih dahulu menggengam buntat kalambuai. Jika angka dadu yang ditebaknya sudah tepat, maka Buntat kalambuai akan memberikan isyarat dalam bentuk gigitan kecil pada genggaman tangan penjudi dadu yang bersangkutan.

BUNTAT KALULUT
Bahasa Banjar artinya batu Kalulut. Kalulut adalah sejenis lebah madu berukuran sangat kecil yang biasa bersarang di batang-batang pohon, atau di tiang-tiang rumah.
Di kalangan etnis Banjar di Kalsel, buntat kalulut difungsikan sebagai sarana untuk merangsang timbulnya perasaan cinta dan kasih sayang orang lain kepada pemiliknya.
Upaya untuk mencapai tujuan fungsional yang demikian itu dilakukan dengan cara menjadikannya sebagai jimat pekasih.

BUNTAT ULAR
Bahasa Banjar artinya batu fosil ular. Buntat ular sejenis batu berbentuk telur ular.
Di kalangan etnis Banjar di Kalsel, buntat ular difungsikan sebagai jimat pendukung yang membuat pemiliknya tidak akan dipatuk ular. Selain itu, buntat ular juga difungsikan untuk menolong seseorang yang dipatuk ular agar tidak tewas akibat bisa yang menjalar di dalam aliran darahnya.
Upaya pencapaian tujuan fungsional itu dilakukan dengan cara meminumkan air rendaman buntat ular kepada orang yang dipatuk ular tersebut.

Tajuddin Noor Ganie, M.Pd. Sastrawan dan dosen ilmu-ilmu sastra. Seorang peminat yang berusaha mengakrabi dan menuliskan hal-hal yang berkaitan dengan kebudayaan tradisional etnis Banjar di Kalsel

Tidak ada komentar:

Posting Komentar