Tuhanku, segala puja kuhaturkan
kepada-Mu penuh takdzim. Shalawat dan salam hormat, semoga tetap
dilimpahkan kepada makhluk terindah-Mu, Kanjeng Nabi Muhammad SAW.
Tuhanku Yang Maha Keren, aku
berterima kasih kepada-Mu, karena Kau berkenan mendetakkan jantungku,
tanpa aku lelah ikut memompanya. Kau alirkan darahku dari atas ke bawah,
dari bawah ke atas, tanpa aku harus repot-repot ikut mengaturnya.
Seluruh metabolisme dalam tubuhku, sungguh aku tak ikut andil
mengendalikannya. Kau yang bekerja sendiri, wahai Yang Maha Bekerja.
Tuhanku Yang Maha Keren, aku
berterima kasih kepada-Mu, karena tanpa sedikitpun aku ikut berupaya,
Kau telah menumbuhkan bulu-bulu di beberapa bagian tubuhku yang vital.
Halis, bulu mata, janggut, kumis, bulu ketiak, bulu betis, bahkan bulu
kriting yang ada di sekitar kelaminku, yang membuat ‘barang
kebanggaanku’ itu bertambah seksi dan elegant.
Tuhanku Yang Maha Keren, aku
berterima kasih kepada-Mu, karena kau sisipkan sedikit kotoran di
beberapa anggota tubuhku, tanpa aku ikut campur menumpuknya disana.
Lalu, kau suruh aku membersihkan semua itu. Keindahan sungguh aku
rasakan, terutama ketika membersihkan kotoran yang ada di telingaku
dengan cutten but, aku menggelinjang penuh nikmat, Tuhanku. Terima
kasih, terima kasih.
Tuhanku Yang Maha Keren, aku
berterima kasih kepada-Mu, karena tanpa perlu kuperintahkan, sepersekian
detik sebelum aku bersin, hukum alam-Mu telah lebih dahulu menutup
mataku secara otomatis. Karena, Tuhanku, menurut beberapa pakar, jika
mata seseorang terbuka ketika dirinya bersin, sungguh kedua bola matanya
akan keluar dari sarangnya. Loncat. Saking kerasnya tekanan bersin itu.
Tuhanku Yang Maha Keren, sungguh
hamba-Mu ini selalu lalai akan nikmat-nikmat itu. Selama ini, aku anggap
semua itu adalah sepele, sampai lupa kusyukuri. Aku terlalu sibuk
berdo’a kepada-Mu dengan minta ini minta itu, seperti seorang pedagang
menagih janji. Aku terlalu banyak minta dijaga dari ini dan itu, seperti
seorang majikan kepada satpamnya. Padahal kekasih-Mu Muhammad telah
memberitahuku, bahwa sebaik-baik do’a adalah Hamdalah, bersyukur
kepada-Mu.
O Ya, satu lagi, Tuhanku Yang Maha
Keren, satu lagi yang aku harus berterima kasih kepada-Mu, karena Kau
telah menciptakan salah satu sistem syaraf dalam tubuhku yang kerjanya
memberi tahu bahwa aku ingin kencing dan berak. Sungguh tak bisa
kubayangkan jika Kau tak membuat saraf semacam itu. Sepertinya, ketika
aku berkhotbah, berteriak-teriak diatas gedung menghadapi ribuan masa,
berbincang dengan beberapa relasiku di sebuah restoran, bersalaman
dengan presiden dan para pejabat negeri ini, atau sedang mengimami
ribuan ummat ketika shalat di masjid pinggir rumahku, tiba-tiba dari
kemaluan dan duburku keluar kotoran yang menjijikan, tanpa aku tahu
sebelumnya bahwa semua itu akan keluar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar