Dalam pengolahan kompos ini, peran masyarakat cukup tinggi. Karena
budaya ini lebih efektif bila dimulai dari rumah sendiri, yaiu
menumbuhkan kebiasaan untuk memisahkan sampah kering (non-organik) dan
sampah basah (organik). Kenapa harus dipisahkan? karena kedua sampah
tersebut pemanfaatannya berbeda, yakni : sampah kering bisa didaur ulang
menjadi berbagai macam barang, sedangkan sampah organik bisa
dimanfaatkan menjadi kompos dan pupuk cair. Pupuk yang dihasilkan dari
sampah organik ini biasa disebut dengan pupuk organik. Selain
menyehatkan lingkungan, keunggulan lain dari pupuk organik ini adalah
dapat membantu revitalisasi produktivitas tanah, menekan biaya usaha
tani, serta meningkatkan kualitas produk.
Pada dasarnya, sampah organik tidak hanya bisa dibuat menjadi kompos
atau pupuk padat, tetapi bisa juga dibuat sebagai pupuk cair. Pupuk cair
ini mempunyai banyak manfaat. Mulai dari fungsinya sebagai pupuk,
hingga sebagai aktivator untuk membuat kompos.
Untuk membuat kompos cair dibutuhkan alat atau wadah yang disebut
komposter. Yakni sebuah tempat yang dibuat dari tong sampah plastik atau
kotak semen yang dimodifikasi dan diletakkan di dalam atau di luar
ruangan. Komposter ini bertujuan untuk mengolah semua jenis limbah
organik rumah tangga menjadi bermanfaat.
Adapun langkah-langkah untuk melakukan pengomposan dengan menggunakan komposter, adalah sebagai berikut :
1. Pilih sampah organik seperti sisa makanan, sisa
sayuran, kulit buah, sisa ikan, dan daging segar agar terpisah dari
sampah. Sampah berupa plastik, kardus bekas minyak, oli, beling, dan air
sabun harus dipisahkan agar prosesnya berjalan cepat.
2. Sampah yang berukuran besar seperti batang
tanaman, sayuran daun, atau kulit buah yang keras sebaiknya dirajang
terlebih dahulu agar pembusukannya sempurna. Selain itu, volume sampah
yang terapung juga semakin banyak.
3. Siapkan cairan bioaktivator boisca, yakni salah
satu bioaktivator yang bisa digunakan untuk mempercepat proses
pengomposan. Bioaktivator ini berfungsi untuk membantu mempercepat
proses pembusukan.
Tata cara penggunaannya sebagai berikut, Pertama, siapkan sprayer
ukuran 1 liter. Kedua, isi sprayer dengan air. Sebaiknya gunakan air
sumur karena tidak mengandung kaporit. Namun, jika ingin memakai air
PAM, air tersebut harus diendapkan terlebih dahulu selama satu malam.
Tujuannya agar kaporitnya menguap. Pasalnya, kaporit di dalam air bisa
mematikan mikroba yang ada di dalam boisca. Ketiga, tambahkan boisca ke
dalam sprayer dengan perbandingan 1 liter air ditambah dengan 1-2 tutup
botol boisca. Dan, Keempat, kocok-kocok sampai merata. Setelah itu,
cairan siap digunakan.
4. Setelah sampahnya terkumpul dan dirajang,
masukkan seluruhnya ke dalam komposter, lalu semprotkan boisca hingga
merata ke seluruh sampah dan tutup rapat komposter.
5. Pada awal pemakaian, komposter baru bisa
menghasilkan lindi (air sampah) atau kompos cair setelah dua minggu.
Selanjutnya, pemanenan lindi dilakukan setiap 1-2 hari sekali.
Teknik pembuatan kompos cair ini diungkapkan Sukamto Hadisuwito dalam
buku Membuat Pupuk Kompos Cair yang diterbitkan oleh AgroMedia Pustaka.
Buku ini berisi tentang tip mengolah sampah di rumah sendiri,
jenis-jenis pupuk organik padat dan cair, manfaat pupuk organik cair,
serta aplikasi pupuk cair pada tanaman.
Terimakasih, dan selamat mencoba……
Referensi Lainnya: petanidesa.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar